Jakarta, Indonesia, 22 September 2023 – Suntory Garuda Beverage (SGB) kembali mempertegas komitmen untuk menangani sampah plastik di sepanjang rantai nilai. Komitmen ini ditandai dengan penandatangan perpanjangan kontrak oleh Chief Executive Officer (CEO) & Presiden Direktur SGB, Neeraj Goyal, dan Ketua Dewan Pembina IPRO, Sinta Kaniawati. Forum yang bertempat di Kantor Pusat SGB di Jakarta Selatan dihadiri oleh jajaran Dewan Pengawas dan Pembina IPRO.
Bergabung menjadi anggota IPRO sejak 2022, Suntory Garuda Beverage (SGB) telah berhasil mengumpulkan dan mendaur ulang ratusan ton sampah plastik jenis polypropylene (PP) di Indonesia. Inisiatif ini juga tertuang pada Peta Jalan Pengurangan Sampah yang disusun sesuai dengan Peraturan Menteri LHK 75/2019 untuk mewujudkan pengurangan sampah sebesar 30% pada 2030.
SGB adalah produsen minuman ringan dalam kemasan gelas terbesar di Indonesia dengan perusahaan induk Grup Suntory yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Dua merek minuman ringan dalam kemasan gelas yang diproduksi SGB adalah OKKY jelly dan teh siap minum Mountea. Kemasan OKKY dan Mountea dibuat dari plastik PP.
Neeraj Goyal, Chief Executive Officer & President Director, PT Suntory Garuda Beverage, mengatakan, “Kami merupakan salah satu produsen minuman ringan dalam kemasan gelas (RTD) terbesar di Indonesia. Dua merek minuman ringan dalam kemasan gelas yang kami produksi adalah OKKY jelly dan teh siap minum Mountea dimana gelas kemasannya dibuat dari plastik PP yang aman dan menjaga kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen. Sejalan dengan Kebijakan Plastik Grup Suntory, SGB selalu melakukan upaya proaktif untuk mengurangi timbulan sampah kemasan, serta mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik secara berkesinambungan.”
“Sejak 2005, OKKY dan Mountea mendapatkan kehormatan sebagai Merek Terbaik Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, serta melakukan inovasi dimulai dari desain kemasan, pemilihan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan aman, hingga upaya pengumpulan dan daur ulang sampah plastik,” imbuh Asep Susilo, Chief of People & Culture and Corporate Affairs Officer, PT Suntory Garuda Beverage.
General Manager IPRO Zul Martini Indrawati, mengapresiasi komitmen Suntory Garuda Beverage (SGB) “Kami pun bermitra dengan pemangku kepentingan terkait termasuk perusahaan, pengumpul, pendaur, pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, pengembang aplikasi, dan lainnya untuk meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam pengelolaan sampah.” katanya.
“Sampah kemasan pasca konsumsi SGB yang banyak menggunakan jenis plastik PP dapat didaur ulang menjadi berbagai kebutuhan sehari-hari. Pada 2023, IPRO terus memperluas kemitraan baik di Jawa maupun Luar Jawa untuk memastikan lebih banyak kemasan pasca pakai PP yang dapat ditarik kembali dan didaur ulang.” ujarnya.
Secara inklusif, IPRO mengajak produsen, brand owner, retailer, serta perwakilan dari pemerintah, asosiasi industri dan lembaga pendidikan untuk bersama-sama mengelola sampah serta memberikan contoh positif dari Extended Stakeholder Responsibility (ESR) yang efektif untuk ekonomi transisi lainnya, mendorong persaingan yang adil di antara merek, pengecer, dan produsen kemasan. IPRO juga secara aktif membentuk sistem pengelolaan sampah Indonesia, mengadvokasi regulasi yang adil dan efektif.
Untuk produk dalam kemasan gelas, Suntory Garuda berinovasi menggunakan bahan plastik yang lebih ringan dan sampah kemasan didaur ulang menjadi palet plastik yang digunakan di gudang bahan baku serta pusat penyimpanan produk jadi. Lewat Mizuiku, program edukasi pelestarian air bersih dan lingkungan, saat ini SGB juga merupakan satu-satunya perusahaan swasta di Indonesia yang fokus dan konsisten berupaya memberikan edukasi kepada anak, guru, dan komunitas di Indonesia memahami betapa pentingnya menjaga air bersih dan lingkungan.
###
Tentang Suntory Garuda Beverage (SGB)
Suntory Garuda Beverage (SGB) merupakan salah satu perusahaan minuman ringan paling ternama di Indonesia. Perusahaan induk kami adalah Grup Suntory yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang yang merupakan perusahaan multinasional dan pemimpin industri minuman di dunia. SGB memproduksi beragam produk minuman, mulai dari minuman jelly Okky; teh siap minum Mountea; teh dalam botol MYTEA, air bervitamin - Good Mood, dan jus blackcurrant-Ribena. Sejalan dengan tujuan Suntory Group “Untuk Menginspirasi Kecemerlangan Hidup” SGB memperluas dan memperkaya program CSR dan Sustainability dengan fokus pada konservasi air, pengolahan sampah plastik dan pengurangan emisi CO2, serta memperoleh apresiasi sebagai salah satu pemenang pada Indonesia Top CSR Award 2022 dan 2023. Komitmen kami kepada masyarakat mencakup kegiatan pendidikan seperti edukasi kampus dan kunjungan pabrik, serta bantuan tanggap bencana dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
Pada bulan Februari 2019, SGB memulai program “Mizuiku-Aku Cinta Air Bersih” yang mengajarkan generasi muda dan komunitas mengenai pentingnya air bersih dan pelestarian sumber daya air. SGB berkomitmen untuk memperkaya kehidupan konsumen dengan mengembangkan produk-produk baru yang inovatif, membagikan nilai-nilai kami, membawa manfaat bagi karyawan dan mitra bisnis kami, serta memberikan kontribusi kepada masyarakat tempat kami melakukan bisnis.
Tentang Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO)
IPRO adalah organisasi independen non-profit, yang fokus pada peningkatan pengumpulan dan daur ulang sampah kemasan. IPRO merupakan inisiatif Perusahaan yang bergabung dalam Asosiasi Pengemasan dan Daur Ulang untuk Lingkungan Berkelanjutan (PRAISE) yang kemudian menjadi anggota pendiri IPRO yaitu Coca Cola Indonesia, Danone Indonesia, Indofood Sukses Makmur Tbk, Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia dan Unilever. Berjalan sejak Januari 2021 sampai dengan 2022 anggota yang bergabung menjadi 15 perusahaan dengan penambahan HM Sampoerna, SIG, SC Johnson Indonesia, Suntory Garuda Beverage (SGB), Mondelez, Siegwerk, Amcor, Loreal Indonesia, dan Diageo. Kemudian pada tahun 2023, jumlah anggota IPRO meningkat ke 18 perusahaan. Hal ini mengindikasikan kenaikan kesadaran pelaku bisnis mengambil langkah nyata untuk bertanggung-jawab dalam pengelolaan sampah kemasan, yang juga didorong oleh perubahan perilaku konsumen.
IPRO mendorong multi pihak terlibat dalam penanganan sampah dengan pendekatan Extended Stakeholders Responsibility (ESR) untuk mendukung target Pemerintah dalam pengurangan sampah sebanyak 30% dan penanganan sampah 70% pada 2029 sesuai dengan Peraturan Presiden No. 97/2017 tentang Kebijakan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.